Kamis, 23 Februari 2012

Kopi Belum Masuk Produk Ekspor Sulteng

Kopi Belum Masuk Produk Ekspor Sulteng
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Sulawesi Tengah Muh Hajir Hadde di Palu, Selasa, mengatakan, kopi hingga kini belum masuk dalam daftar komoditas ekspor nonmigas dari daerah itu.

"Sulteng hingga saat ini belum pernah mengekspor kopi," katanya di Palu, Selasa.

Ia menambahkan, dari sejumlah komoditi perkebunan andalan, baru kakao dan kopra yang sudah meramaikan pasar ekspor nonmigas Sulteng.

Menurut dia, produksi kopi petani sampai sekarang ini baru sebatas memenuhi kebutuhan lokal.

Selain karena luas areal perkebunan kopi yang masih kecil, juga produksi masih terbatas.

Karena itu, para pelaku usaha di Sulteng belum tertarik untuk mengekspor kopi. Masalahnya kegiatan ekspor harus dilakukan secara kontinyu sesuai dengan permintaan konsumen.

Kemungkinan beberapa tahun ke depan, jika luas areal tanaman dan produksi kopi petani Sulteng sudah banyak, baru bisa ekspor.

Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perkebunan pada Kantor Dinas Perkebunan Sulteng Mulyadi Hiola mengatakan, luas areal tanaman kopi robusta di daerah ini sekitar 10.884 hektare dengan jumlah produksi 7.674 ton per tahun.

"Jika dibandingkan dengan areal dan produksi komoditi perkebunan lain seperti kakao dan kopra, produksi kopi itu masih terbilang kecil," katanya.

Petani di Sulteng lebih banyak memilih mengembangkan tanaman kakao dari pada kopi dan komoditi lainnya.

Tingginya harga kakao di pasaran, mendorong para petani Sulteng untuk terus memperluas dan meningkatkan areal dan produksi kakao, apalagi harga kakao jauh lebih mahal, ketimbang kopi dan kopra.

Harga kakao di pasaran saat ini mencapai diatas Rp21.000,00/kg sementara harga kopi biji di Palu saat ini hanya berkisar Rp15.000,00/kg.

Ia menjelaskan, Kabupaten Sigi merupakan sentra produksi kopi terbesar yakni rata-rata 5.581 ton per tahun. Luas areal tanaman kopi di Kabupaten Sigi saat ini 5.581 hektare.

Luas tanam dan produksi kedua terbesar adalah Kabupaten Poso yakni 1.266 hektar dengan jumlah produksi 737 ton per tahun.

Sementara areal tanaman kopi arabica hanya ada di Kabupaten Poso dengan luas areal saat ini baru sekitar 257 hektare dengan produksi 147 ton per tahun.

(jh/JH/bd-ant)
Sumber :
http://beritadaerah.com/berita/sulawesi/38362

0 komentar:

Posting Komentar